Sabtu, 13 Oktober 2007

Menyiapkan Wadah Rejeki - Part 2 - Akhlak

kembali lagi di minggu ini
sang filsafat telah mendapat inspirasi
terimakasih para sahabat telah sabar menanti
sang filsafat meneruskan tulisan ini

hari ini kita merayakan idul fitri
sang filsafat pun bangun pada pagi hari
merayakan kemenangan, sholat ied, di hari yang fitri
sambil berjalan jalan ke tetangga, maaf pun di bagi

masih dalam menyiapkan wadah rejeki
dan masih juga membahas wadah pertama
akhlak / jiwa / hati
yang dibentuk sejak masa muda

wadah pertama merupakan dasar dari wadah kedua
sekali lagi wadah ini dibentuk sejak masa muda
banyak teman bertanya
apa bisa kita merubahnya

sang filsafat tersenyum sambil menjawab...
bisa ...........
tetapi ibarat membuat bantal, dari batu cadas
teman-teman berkata ...kalau begitu tidak mungkin !
kembali sang filsafat tersenyum dan berkata...
mungkin ........
asal memiliki kemauan yang kuat....
mau dibentuk... dan mau di ajar ...

ah tak mungkin kata pak tomo si ketua RT
bahkan mas nanang si ketua RW menimpali
mana mungkin.... sekali lagi....

kembali sang filsafat tersenyum, dan berkata
tidak ada yang tak mungkin bagi Allah...

pak widi si pemilik wartel pun menimpali
kalau begitu itu mukjizat donk ..sekali lagi..

ah tak perlu mukjizat ...sambut sang filsafat
lalu bagaimana caranya ? kata udin si penjual koran

sang filsafat mengambil martil...
lalu datang menghampiri sebuah batu...
lengan disingsing... martil diangkat...
PLETAKKKKKKKK
maka hancurlah sang batu menjadi tiga
PLETAK PLETAK PLETAK
batu pun menjadi ber keping keping
batu di gerus menjadi pasir
lalu dimasukan ke kain perca ( sarung bantal )
jadilah bantal, lumayan juga .. kata si a siong
dasar pedagang ... ha ha ha ha ha

untuk merubah bentuk wadah pertama
butuh usaha dan kerja keras
kemauan saja tidak cukup ! kata sang filsafat
butuh keputusan dan komitmen yang kuat
dan hanya waktu yang akan menjadi saksi

orang yg lembut hatinya akan menguasai bumi
kata sebuah kitab
artinya adalah orang yang mau di ajar
dan mau terus belajar ....

maka dari itu hai para sahabat
apabila engkau sudah menjadi "batu"
carilah martil untuk menghancurkanmu

bentuklah diri sedini mungkin
sebelum tanah kering menanti... :)

lebih baik membentuk diri
dan di bentuk sejak usia dini

sekali lagi sang filsafat menasehati
para orang tua untuk ber hati-hati
dalam mendidik calon anak yang berbakti

salam idul fitri sekali lagi
mari rayakan kemenangan.... setiap hari
menang dari emosi
menang dari nafsu birahi
jangan hanya di bulan fitri
namun juga setiap hari....

sekali lagi sang filsafat undur diri
kembali dilanjut di kemudian hari
lanjut ke menyiapkan wadah kedua
yaitu pikir / skill / otak / akal budi

salam rejeki
( to be continued on Menyiapkan Wadah Rejeki - part 3 - Akal Budi )

6 komentar:

Anonim mengatakan...

Trim's buat sang filsafat udah mau berbagai pengetahuan yang sangat berarti ini dan terus saya tunggu filsafat berikutunya, semoga pada hari yang fitri ini akan membawa kita sebagai wadah rejeki yang berkah. dan saya ucapkan minal aidin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin. - ( BNET )

Anonim mengatakan...

thanx filsafatnya, cuma yg bikin aku bingung adalah, martil yg anda maksud tersebut...!!


kebetulan dari awal sampai akhir, blog ini mirip2 dg kehidupan saya..!!

tolong ditindak lanjuti lagi...


sekian terimakasih..

Filsafat Rejeki mengatakan...

Broery tersayang,

( jadi ingat mantan tetangga saya Sang Broery almarhum, semoga dia diterima di sisiNya. )

oke.. good question.
this is a very good one.

untuk orang mau dibentuk, tentu saja diperlukan si pembentuk
si pembentuk bisa berupa buku, maupun orang lain

kalau dia berupa orang, maka perlu kemauan keras orang tersebut juga
untuk membentuk si batu.

saran saya pilih "martil" dan "si pemartil" yang bagus. supaya hasilnya bisa se empuk bantal.

salam rejeki

sang filsafat

Anonim mengatakan...

woiii... cukup bagusss, maaf baru kutemukan postingan ini.... oh ya q direkomendasikan ama bos Ndry, master resetter... entah puisi jenis apa, soalnya seperti monolog cerpen...but anyway..bagus n cukup masuk tulang sumsum kok....

ASTRO Computer Madiun mengatakan...

setelah membaca blog ini...
rekomendasi dari bos nDry...
isinya bagus dan menyentuh hati...
penuh dengan syair dan puisi...
penuh makna dan arti...
untuk bekal di kehidupan ini...

salamku untukmu bos nDry...
yang tulus dari dalam hati...
mengingat pertemuan kita yang berarti...
untuk menjadi kawan sejati...


thanx BOS...

Anonim mengatakan...

seribu teman adalah kurang
seorang musuh adalah terlalu banyak

gampang sekali kita mencari teman
namun teman sejati....
hanyalah mereka yg elah melampaui ujian
ujian negatif
maupun ujian positif

lewati ujian dengan tekad
tekad untuk terus menjadi teman
baik dalam suka maupun duka

salam teman

si murid