Rabu, 10 Februari 2010

sang filsafat selesai meditasi

tak terasa sang waktu berlalu
sering orang lupa terhadap sang waktu
waktu adalah salah satu yg tlah Allah bri
sebagai investasi yang tidak bisa diambil kembali

2 tahun lebih sang filsafat tak unjuk diri
bukannya takut dan bersembunyi
apalagi beberapa orang bilang sang filsafat lari
lari dari tanggung jawab, lari dari rejeki

melainkan hanya inilah yang sang filsafat rasakan
bahwa dirinya tlah mengalami kemunduran
kemunduran baik dalam ilmu maupun hikmat
sehingga sring bertindak kurang bijak

namun apapun kata orang
kini sang filsafat telah kembali
siap untuk di caci maki maupun dipuji
atas apapun yg tlah dilakukan diri

mohon maaf sekali lagi
buat para pembaca budiman yg tlah lama menanti
sang filsafat tidak pernah takut pada apapun di bumi
hanya terkadang takut terhadap diri sendiri
( dan tentu saja takut terhadap Allah )

takut kalau salah dalam mengajari
kurang sempurna dalam bermeditasi
sehingga bukan buah yang baik yang dipetik
tetapi buah yang tidak tahan uji

sekarang sang filsafat berada di kota budaya
yang ada di tengah jawa
bagi siapapun yang hendak berkarya
pintu nasihat akan selalu terbuka baginya

salam rejeki

sang filsafat
PS: silahkan email saya di filsafatrejeki@yahoo.co.id bagi yg ingin membuat janji

Jumat, 28 Desember 2007

catatan si murid 3rd - teman berfilsafat

para pembaca budiman
memang hidup itu kurang berwarna
bila hidup tiada teman
teman untuk mewarnai kehidupan kita

kebetulan ada teman baru berfilsafat
yg bisa anda tengok di http://filsafatkentut.blogspot.com
saya adalah salah satu penyumbang tulisannya
selain dari sang filsafat kentut sendiri

selamat menikmati

salam kentut, eh salam rejeki

si murid filsafat rejeki
CATATAN :
sang filsafat rejeki dan si murid mengucapkan
Selamat Natal 2007 bagi mereka yg merayakannya
dan SELAMAT TAHUN BARU 2008
buat semuanya, sambutlah Tahun yg PENUH REJEKI

Selasa, 04 Desember 2007

Menyiapkan Wadah Rejeki - Part 3 - Akal Budi

"zaman iki zaman edan,
sing ora edan ora kumanan,
namung luwih becik,
wong sing eling lan waspodo"
( pepatah jawa )

"jaman ini jaman gila,
yang tidak gila tidak kebagian,
tapi lebih baik,
orang yg selalu ingat dan waspada"
( terjemahan pepatah jawa diatas )

mohon maaf sekali lagi
kepada para pembaca yg budiman
hari ini baru tulisan ini bisa ditindak lanjuti
dikarenakan manusia yg penuh keterbatasan

kali ini menyinggung sedikit tentang wadah pertama
yaitu akhlak, atau kalau boleh dibilang karakter
yang sedikit bersinggungan dengan wadah ke dua
yaitu akal budi, yg katanya modalnya wong pinter :)

menurut sang filsafat.......
manusia hanya dibagi menjadi 3 jenis

jenis pertama disebut orang bodoh
orang yg saat berjalan
lalu terperosok kedalam lubang
saat dia melewati jalan yg sama
kembali dia terperosok, ke lubang yg sama

orang bodoh adalah
orang yang tidak pernah belajar
belajar dari kesalahannya sendiri
sehingga melakukan kesalahan berulang kali

jenis kedua dinamakan orang pintar
orang yang saat berjalan
lalu terperosok kedalam lubang
saat dia melewati jalan yang sama
eit ...ada lubang diapun menghindar

orang pintar adalah
orang yang bisa belajar
belajar dari kesalahannya sendiri
sehingga tak perlu mengulanginya lagi

jenis ketiga dipanggil orang bijak
orang yg saat berjalan
melihat orang bodoh dan pintar terperosok
lalu dia pun menghindar,
supaya tidak perlu mengalami hal yg sama

orang bijak adalah
orang yg bisa belajar
dari kesalahan orang lain
sehingga dia tak perlu terperosok :)

namun sialnya, kata sang filsafat
karena kita masih manusia
ternyata, 3 jenis manusia itu
tinggal pada "rumah" yang sama
maksudnya, semuanya ada pada diri kita

jarang kita bijak
kadang kita pintar
kebanyakan mungkin bodohnya :(

paling tidak, lanjut sang filsafat
setelah para pembaca budiman
membaca tulisan ini
saat anda terperosok ke lubang
janganlah menjadi malu
lalu malah diam di dalam lubang
tetapi bangunlah... bangkitlah !!!
dan untuk lain kali di esok hari
minimal jadilah pintar ....he he he :)

namun.....
setelah melalui perenungan yg cukup lama
ternyata sang filsafat menemukan
dua tipe manusia baru

tipe ke empat
mungkin cocok dikatakan manusia laknat
saat dia berjalan
melihat jalan yg mulus
dia menggali lubang
supaya orang lain terperosok kedalamnya
kadangkala, dia sendiri terperosok ke dalamnya

tipe ke lima
layak disebut sebagai si maha bijak
saat dia berjalan
melihat jalan yang berlubang
maka dia pun menutupinya
supaya tak ada orang
yang terperosok didalamnya
( thx 2 suryo, graha pena - kuartal IV - 2007 )

sedikit nasihat dari sang filsafat
janganlah menjadi tipe yg ke empat
namun berusahalah selalu
menjadi tipe yg ke lima, meski tak mudah

wadah ke dua disebut
pikir / otak / skill / akal budi
wadah ini bisa dilatih
dan dibentuk sesuai kemauan kita

gunakan mata untuk membaca
karena buku adalah gudang ilmu
dan membaca adalah kuncinya

gunakan telinga untuk mendengar
mendengarkan petuah yang baik
dan mengenyahkan nasihat yg buruk

gunakan hidung untuk membau
gunakan lidah untuk merasa
gunakan tangan untuk bekerja

tetapi yang terpenting
selalu gunakan akal
untuk dapat melakukan segalanya
dengan tepat.....

tepat caranya
tepat waktunya
tepat tempatnya
tepat gunanya
tepat hasilnya

"Otak mengatur semua fungsi tubuh,
otak mengendalikan perilaku kita yang paling primitif:
makan, tidur, menjaga agar tubuh tetap hangat.
Otak bertanggungjawab untuk kegiatan yg paling canggih:
penciptaan peradaban, musik, seni, ilmu dan bahasa.
Harapan, pikiran, emosi, dan kepribadian.
Semuanya tersimpan - disuatu tempat - didalam sana.
Setelah ribuan ilmuwan mengkajinya selama berabad-abad,
satu-satunya kata untuk menggambarkannya adalah :
M E N A K J U B K A N"
(Prof. R. Ornstein, pengarang The Psychology of Consciousness)

menjelang subuh,
mensyukuri rejeki,
S E L A L U


sang filsafat

Jumat, 02 November 2007

catatan si murid 2nd - keterbatasan manusia

kepada para pembaca
mohon maaf sebeser-besarnya
karena keterbatasan saya sebagai manusia
sehingga 2 edisi terlewatkan

saat ini saya sedang dalam perjalanan
sebagai musafir di desa orang lain
tentu saja hal ini menghambat saya
untuk mengedit dan mengupload edisi puisi rejeki

terimakasih atas kesabarannya
semoga para pembaca bisa memahami

Kuta Bali, sambil menikmati rejeki Allah

si murid

Sabtu, 13 Oktober 2007

Menyiapkan Wadah Rejeki - Part 2 - Akhlak

kembali lagi di minggu ini
sang filsafat telah mendapat inspirasi
terimakasih para sahabat telah sabar menanti
sang filsafat meneruskan tulisan ini

hari ini kita merayakan idul fitri
sang filsafat pun bangun pada pagi hari
merayakan kemenangan, sholat ied, di hari yang fitri
sambil berjalan jalan ke tetangga, maaf pun di bagi

masih dalam menyiapkan wadah rejeki
dan masih juga membahas wadah pertama
akhlak / jiwa / hati
yang dibentuk sejak masa muda

wadah pertama merupakan dasar dari wadah kedua
sekali lagi wadah ini dibentuk sejak masa muda
banyak teman bertanya
apa bisa kita merubahnya

sang filsafat tersenyum sambil menjawab...
bisa ...........
tetapi ibarat membuat bantal, dari batu cadas
teman-teman berkata ...kalau begitu tidak mungkin !
kembali sang filsafat tersenyum dan berkata...
mungkin ........
asal memiliki kemauan yang kuat....
mau dibentuk... dan mau di ajar ...

ah tak mungkin kata pak tomo si ketua RT
bahkan mas nanang si ketua RW menimpali
mana mungkin.... sekali lagi....

kembali sang filsafat tersenyum, dan berkata
tidak ada yang tak mungkin bagi Allah...

pak widi si pemilik wartel pun menimpali
kalau begitu itu mukjizat donk ..sekali lagi..

ah tak perlu mukjizat ...sambut sang filsafat
lalu bagaimana caranya ? kata udin si penjual koran

sang filsafat mengambil martil...
lalu datang menghampiri sebuah batu...
lengan disingsing... martil diangkat...
PLETAKKKKKKKK
maka hancurlah sang batu menjadi tiga
PLETAK PLETAK PLETAK
batu pun menjadi ber keping keping
batu di gerus menjadi pasir
lalu dimasukan ke kain perca ( sarung bantal )
jadilah bantal, lumayan juga .. kata si a siong
dasar pedagang ... ha ha ha ha ha

untuk merubah bentuk wadah pertama
butuh usaha dan kerja keras
kemauan saja tidak cukup ! kata sang filsafat
butuh keputusan dan komitmen yang kuat
dan hanya waktu yang akan menjadi saksi

orang yg lembut hatinya akan menguasai bumi
kata sebuah kitab
artinya adalah orang yang mau di ajar
dan mau terus belajar ....

maka dari itu hai para sahabat
apabila engkau sudah menjadi "batu"
carilah martil untuk menghancurkanmu

bentuklah diri sedini mungkin
sebelum tanah kering menanti... :)

lebih baik membentuk diri
dan di bentuk sejak usia dini

sekali lagi sang filsafat menasehati
para orang tua untuk ber hati-hati
dalam mendidik calon anak yang berbakti

salam idul fitri sekali lagi
mari rayakan kemenangan.... setiap hari
menang dari emosi
menang dari nafsu birahi
jangan hanya di bulan fitri
namun juga setiap hari....

sekali lagi sang filsafat undur diri
kembali dilanjut di kemudian hari
lanjut ke menyiapkan wadah kedua
yaitu pikir / skill / otak / akal budi

salam rejeki
( to be continued on Menyiapkan Wadah Rejeki - part 3 - Akal Budi )

Rabu, 10 Oktober 2007

catatan si murid 1st

salam rejeki,

banyak orang bertanya-tanya
siapa sang filsafat rejeki
ada baiknya saya buka sedikit saja
identitas "rahasia" sang filsafat

bagi yang tidak sabar menanti
sang filsafat tentulah orang yang sudah mumpuni
baik dari kemampuan di bidangnya
maupun dari segi usia

dia berusia sekitar 70tahun an
saya si muridlah yang mengelola tulisannya
baik mengedit maupun meng upload
hasil karya sang maestro

dia pernah menjadi pejabat tinggi
di salah satu perusahaan IT
sekarang beliau sudah pensiun
waktunya beliau menikmati dan menabur rejeki
salah satunya melewati tulisan ini

demikian info yang bisa saya beri
semoga penasaran pembaca bisa terpenuhi
sedangkan saya, sang murid bernama nDry
yang mengelola blog http://indoreset.blogspot.com/

dalam rejeki Allah

si murid filsafat rejeki

Tambahan :
sang filsafat dan si murid mengucapkan salam
selamat Idul Fitri 1 Syawal 1428H
mohon maaf lahir dan batin

Minggu, 07 Oktober 2007

Menyiapkan Wadah Rejeki - Part 1

setelah aku tersadar dari lamunanku
dan tersentak dari renunganku
ku semakin mengerti
bahwa Engkaulah yang telah menenun aku
sejak dalam rahim ibuku

ternyata wadah itu telah Kau bri
- Akhlak / Jiwa / Hati
- Pikir / Skill / Otak
- Raga / Fisik / Tubuh
tiga hal inilah yang menjadi ukuran wadah
wadah untuk menampung rejeki

ku merenung tentang wadah pertama
Akhlak / Jiwa / Hati
dibentuk, bahkan katanya sejak kita dikandung ibu

kumengingat tentang ibuku
yang mengidam mangga saat malam jam dua belas
ayahku dibangunkan dan berkata celaka tiga belas :)

ku mengingat tentang kakekku
yang mengajariku untuk selalu bersih dan rapi

ku mengingat tentang nenekku
yang mengajariku menolong dengan tulus hati

ku mengingat tentang ayahku
yang memulai semuanya dengan seekor sapi
sekarang "sapinya" ber merk mercy

wadah pertama dibentuk sejak masa kecil
katanya, kita ini sebenarnya sang peniru ulung
meniru cara berjalan, meniru cara bertutur
maka dari itu... berhati-hatilah hai dirimu
apabila berbuat segala sesuatu
ingatlah akan anak-cucumu ( calon juga masuk hitungan )

cukup sekian untuk minggu ini
akan dilanjut di kemudian hari...
semoga pembaca sabar menanti
sang filsafat mendapat inspirasi

( to be continued on Menyiapkan Wadah Rejeki part 2 )